I LIKE THIS GUY SOO MUCH!

I LIKE THIS GUY SOO MUCH!

Sabtu, 17 Mei 2014

Just the way you are (part 2 end)

Genre : Romace, Teen, School-life, fanfiction
Length : Chaptered
Main Cast ;
     - Yoon Bomi (Apink)
     - Mark Tuan (GOT7)
 Support cast : Find out!

Chapter 2

Sebulan berlalu sejak awal tahun ajaran baru. Bomi semakin menikmati masa SMA nya. masa SMA yang didambakannya. Memeriksa hasil ulangan 3 kelas sekaligus dan orang-orang biasanya bergantung padanya. Sekarang, bahkan untuk mengambil bukunya yang terjatuh, orang-orang berebut ingin membantunya

Lihatlah bagaimana menjadi cantik bisa mengubah hidupmu

Bomi sedang makan di kantin bersama kawan-kawan ceweknya yang baru akrab seminggu yang lalu. Bomi hendak melahap suapan pertamanya hingga suara itu lagi-lagi menahannya

"hai..." sapa Mark pada penghuni meja itu. Orang-orang tidak menyahut dan Bomi merasa itu agak aneh.
"siapa kau?" tanya Namjoo.

Bomi kaget mendengar pertanyaan Namjoo. "siapa kau? bukankah seharusnya Mark Tuan itu terkenal?" pikirnya.

"oh, aku Mark, salam kenal" jawab Mark lalu melirik Bomi.
"Bomi-ya, sepertinya porsi makanmu berkurang" tutur Mark.

Ke lima teman Bomi langsung menoleh pada Bomi. "kau mengenalnya?" tanya Chorong penasaran, yang lain juga menunggu jawaban.

Bomi tidak percaya dengan tindakan bodoh yang dilakukan Mark, dia benar-benar akan membeberkannya?
"aah, ya! kita tidak sengaja bertabrakan kemarin" kilah Bomi.

"lalu.. kenapa dia bisa tau porsi makanmu?" tanya Na eun. Bomi mati kutu. Mark sialan

"mmm.. entahlah, bagaimana kau bisa tau?" Bomi melirik Mark dengan senyuman manis.

"ya ampun, kalian lupa dengan Bomi sasaeng? dia pasti salah satunya" ujar Eunji yang disambut helaan napas lega Bomi.

"aah, begitu rupanya" ujar yang lain.

"ah, kalau begitu aku harus menemaninya sebentar. teman-teman nanti kalau aku lama pergilah duluan" lalu Bomi menyeret Mark.

Setelah agak sepi

"keterlauan" Bomi berkata dengan marah.

"kau yang keterlaluan. bagaimana bisa berubah drastis seperti itu?" bantah Mark

"apa pedulimu!" hardik Bomi.

"tentu saja aku peduli!" hardik Mark tak kalah keras. Untunglah disana sepi.

Bomi tidak merespon.

"bagaimana bisa sekarang kau menjadi sangat murahan?"

PLAK!

Tidak ada suara lain beberapa detik setelah suara tamparan itu. Mark merasakan pipinya panas, ia menatap Bomi yang menahan air matanya.

"kau tau? aku sangat ingin melakukannya dari dulu. Lain kali aku akan menggunakan meja untuk menamparmu" Bomi berkata sambil berusaha meredam emosi Dia meninggalkan mark yang mengelus pipi kemudian mengacak-acak rambut, Mark merasa kacau.

******

Mark berusaha berpikir. Bagaimana caranya agar Bomi mau mendengar penjelasannya? Mark tidak pernah tidur nyenyak sejak hari itu. Bomi marah dan tidak pernah masuk sekolah. Mark bahkan tidak tau dimana rumahnya dan tidak seorangpun yang tau. Kalaupun ia tau, ia merasa kehilangan muka untuk pergi ke rumah Bomi, gadis yang telah ia lukai perasaanya. Namun Bomi salah mengerti, semuanya harus dijelaskan. Mark tidak pernah punya kesempatan untuk minta maaf dan setelah ia mendengar kabar Bomi pindah entah kemana, harapannya pupus sudah.

Mark adalah namja dengan selera unik. Wajahnya memang menggambarkan ia pribadi yang suka main wanita dan menghamburkan uang orangtua namun tidak, Mark malah sebaliknya. Alasan ia berkata seperti itu tempo hari adalah.... yang harus dijelaskannya pada Bomi sekarang. Takdirlah yang membuat Mark dan Bomi bertemu kembali. Mark berhutang penjelasan dan...pengakuan pada Bomi.

******

"sepertinya aku harus beli ini" ujar Bomi pada dirinya, setelah melihat baju di etalase yang menarik hatinya. Bomi melirik jam, sudah hampir malam.
"tapi... bagaimana nanti diambil orang?" Bomi bergumam melihat pengunjung toko itu memang agak ramai.
"aku harus beli!" bomi masuk dan akhirnya mengantri untuk membayar. Bomi sangat menyukai baju itu ketika fitting, ia memutuskan memakainya di perjalanan pulang.

"kakiku pegal, kenapa ramai sekali yang beli? antriannya panjang.." ujar Bomi. Ia melirik jam, sudah hampir setengah 9.
"hah, sial.."

Bomi berjalan sendirian. Ia tidak takut, namun agak ngeri karna jalan yang ia lewati sangat sepi. Tidak, ada suara langkah yang lain. Bukan milik Bomi. "siapa itu? kenapa mengikutiku?" bomi berkata dalam hati. Bomi mempercepat langkah, namun hal sama juga dilakukan orang misterius itu.

Akhirnya pikiran Bomi kacau, ia berlari tak tentu arah, hilang akal dan langkah itu masih tetap mengikutinya. Bomi sudah kelelahan dan ia ditarik dan mulutnya di bekap. Bomi di tarik ke lorong yang sepi oleh orang itu. Tenaganya jauh lebih kuat dibanding Bomi. Bomi meronta dan berteriak namun mulutnya dibekap dengan tangan. 

Bomi menatap orang itu dengan mata ketakutan, Bomi lemas melihat namja tinggi dengan jaket hoodie tersebut. Orang itu melepas hoodienya. Dan bertambah kagetlah Bomi saat tau itu adalah... lagi-lagi Mark Tuan.

Mark menatap Bomi intens.Mark melihat Bomi masih gemetaran bahkan saat Mark sudah membebaskan tangannya dari wajah Bomi.

"yya, kau tidak sadar ada orang mabuk yang mengikutimu tadi? apa yang sedang kau pikirkan?" omel Mark. Namun Bomi tetap diam ketakutan, bibirnya terlalu gemetar untuk berkata-kata.

"ada apa? bibirmu sangat gemetar, kau kaget ya?"

Bomi berusaha menahan getaran sambil menggigit bibir bawahnya, namun tetap saja...

"hh.. bagaimana kalau begini?"

satu gerakan yang cepat, mungkin agak belebihan namun sepertinya berhasil.Mark menahan getaran bibir itu.. dengan bibirnya.

Bomi lebih kaget dari yang tadi. "mark tuan? Mark tuan menciumku!" pekik Bomi dalam hati.

Mark menyudahinya setelah 5 detik. Bomi berkedip beberapa kali.
"apa?" kata pertama yang Bomi katakan.

Mark diam, hanya menunduk.  Bomi menatap Mark heran.

"baiklah, pertama-tama... aku menyukaimu" kata Mark.

"apa? pertama-tama?" Bomi semakin heran.

"ya!" Mark berteriak, mengagetkan Bomi.

"dan kau tidak pernah datang lagi ke sekolah!" mengutuk Bomi yang membuatnya frustasi pada waktu itu.

"apa... yang kau bicarakan?"

"aku menyukaimu. aku ingin mengatakannya dan minta maaf atas perkataanku, namun kau tidak pernah sekolah lagi sejak hari itu.."

"suka padaku?" bomi semakin heran. apakah dia sedang bercanda?

"hentikan ini, Mark Tuan. kau tidak akan bisa membodohiku. kau pikir aku lupa akan perkataanmu? suka? yang benar saja. aku tidak akan pernah memaafkanmu" Bomi bermaksud pergi namun ditarik oleh Mark.

"karna itulah! aku hanya tidak mau orang lain mengatakan bahwa kau cantik. aku tidak mau orang lain suka padamu. hanya akulah yang boleh menyukaimu, aku tidak mau kau jatuh ke tangan orang lain"

Bomi ternganga mendengarnya. Bomi masih tidak mengerti.

"dengar. Jin young bilang kau itu manis jika tidak memakai kacamata, dan itu membuatku khawatir. aku mengatakan hal itu agar mereka tetap menganggapmu sebagai gadis biasa. tapi aku tidak menganggapmu seperti itu, kau... istimewa."

Bomi hanya diam. Ia sangat ingin tahu kelanjutan penjelasan Mark.

"namun, kenapa kau dengan bodohnya mendengar itu semua dan memotong rambut hitammu yang membuatmu terlihat berbeda itu?" Mark berkata dengan jengkel.

" aku sangat kacau karna kau sangat jarang masuk sekolah dan tiba-tiba pindah rumah. kau tau betapa panikya aku saat tau kau pindah? aku tidak pernah tidur nyenyak dan pada akhirnya kau datang.... namun dengan penampilan yang berbeda...." Mark menggantung kalimatnya.

"tidak ada lagi yang membuatmu berbeda dan itu membuatku sedih. aku lebih suka kau yang dulu, Bomi-ya. dirimu yang sekarang membuatmu sama saja dengan gadis lainnya. terlalu memerhatikan 'apakah aku terlihat cantik?'. dan itu membuatku jengkel! Dan apa-apaan itu Bomi Sasaeng? berani sekali mereka menyentuh Bomi ku!" tanpa sadar Mark mengatakan hal yang kekanakan.

Bomi terkekeh mendengar penjelasan Mark. Mark baru sadar dengan yang dia katakan dan menunduk malu.

"apa-apaan itu?" ujar Bomi yang disambung dengan tawanya yang terbahak. Mark juga ikut senang melihatnya. 

Setelah puas tertawa. Mark mengantar Bomi pulang.
"nah, aku sudah menjelaskan semuanya dan juga mengaku padamu"

"lalu?"

"apa maksudmu dengan 'lalu'?"

"ya lalu apa? apa yang harus ku katakan?"

"aish, kenapa seperti itu?. apakah setelah menjadi cantik kau juga jadi agak bodoh?"

Bomi diam saja nyengir-nyengir.

"nah, itu rumahmu. masuklah..." kata Mark.

Bomi membuka pagar rumahnya, Mark juga langsung berbalik. Bomi berbalik dan memeluk Mark dari belakang. Mark kaget. Mark dapat merasakan detak jantung Bomi di punggungnya, dan itu membuat jantungnya juga berdebar.

"aku tau. Terimakasih sudah mau menyukai gadis sepertiku" ujar Bomi lembut.
"aku tidak suka gadis sepertimu..." ujar Mark. Mark berbalik.

"tapi aku suka padamu.... maksudku biar seperti apapun rupamu aku tetap suka." Mark tersenyum lebar.

"baiklah, kalau begitu... aku ingin tetap seperti ini. aku punya penggemar sekarang, bukankah itu bagus?" goda Bomi.

"apa?!"

Bomi segera memeluk Mark lagi.

"kenapa kau sangat hobi membuatku kaget?" gerutu Mark.

"ya.. baiklah..." kata Bomi.

"apa?"

"kau sudah mengambil first kiss ku, dan karna sepertinya kau begitu menyukaiku jadi.... ayo kita lihat apakah pantas kau menjadi seorang kekasih bagi Yoon Bomi" Bomi berkata dan diakhiri dengan cengiran.

"eii, kau... ingin melakukan apa?"

******

Epilogue

"siapa namja itu? kok aku tidak pernah lihat?"
"omo.. tampan sekali..."
"dia akan kesini?"
"dia kesini!"

"aku mencari Yoon Bomi." seketika itu Bomi sasaeng langsung menyusul ke tempat namja itu.
"ada perlu apa dengan Bomi kami?" tanya Sungjae.

Mark berjalan kedalam, mendekati meja Bomi yang sudah susah menahan tawanya.

"bomi kami? maksud kalian Bomi ku?"

"bomi mu?"

"ne! dia adalah yeojachinguku mulai sekarang! berhentilah membuntutinya kemanapun! kajja, chagi..." Mark menarik Bomi keluar. Meninggalkan seisi kelas yang ternganga.

"hm.. bukankah mereka sangat cocok? sama-sama terkenal dan punya fans club" ujar Na eun.

"fans club?" tanya Bom sasaeng bersamaan.

"ya.. Mark sasaeng, baru terbentuk hari ini. kalian lihat gadis-gadis itu?" Namjoo menjelaskan.

"andwaaae, Bomiyaaaa" tangisan Bomi sasaeng membuat Bomi tertawa diluar kelas.

"yya, kenapa kau ingin aku lakukan itu?" serang Mark.

"mereka sebenarnya, agak menganggu. sekalian mendongkrak popularitas" Bomi mengedipkan matanya.

"aish, jinjja..."

Fin.

wahahahaa, akhirnya bukan jadi 'just the way you are' malah melanjutkan karakternya sekarang. maaf kalau kurang nyambung yaa. ^^
please comment!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar